Kamis, 29 September 2011

Lirik Lagu Shine Like Star - True Worshiper

SHINE LIKE STARS
Song & Lyrics by Sidney Mohede
Music Arrangement by Daniel Sigarlaki

Look at the world we live
Look at the hurting everywhere
Let us see mercy and your grace
overflowed in every place
Let us be one with you today
And let your glory fall


Teach us to live in rigteoness
Teach us to love in one accord
Guide us to live life everyday
As we worship in your cort
Let us declare your majesty
And let your glori fall


Reff :
We will shine
Shine like star above
Shining in your light
Guided by your love
Let your fire burn in us
Burning like the sun
As we glorify
And show your kingdom come
In all the Earth


We will shine like star above
As we're burning like the sun

Novel Best Seller New York Times - The Gargoyle

Penerbit
Judul Buku : The Gargoyle
Penulis : Andrew Davidson
Penerjemah: Ary Nilandary
Penerbit : Penerbit Kantera
ISBN: 978-979-1924-01-6
Cetakan : I, Juni 2009
Tebal : 605 hlm
Harga: Rp 89.900
---------------------

Seorang Porn Star yang sedang berada dalam puncak kariernya mengalami kecelakaan lalu lintas, mobilnya masuk jurang dan terbakar. Untungnya, walau tepanggang bersama mobilnya dan api membakar kulit, daging, hingga menembus masuk ke tulang dan tendon, nyawanya berhasil diselamatkan.

Setelah melewati masa kritis dan koma selama dua bulan, akhirnya ia sadar. Namun ia harus menanggung akibat dari luka bakar di sekujur tubuhnya. Wajah tampan dan tubuh atletis yang merupakan modal utamanya sebagai aktor film porno hilang sudah, berganti dengan wajah yang rusak, dan tubuh yang penuh parut luka permanen yang tak mungkin bisa hilang. Selain harus kehilangan beberapa jari tangan dan kakinya, ia juga ia harus rela kehilangan penis kebanggaanya yang terbakar habis. Dokter yang menyelamatkan nyawanya tak berhasil mempertahankan kemaluannya yang telah hangus garing menyerupai sumbu terbakar.

Semuanya itu membuat harga dirinya hancur. Kariernya sebagai seorang aktor dan produser film porno tamat sudah. Karenanya saat ia melewati berbagai terapi pemulihan dan aneka operasi yang menyakitkan, diam-diam ia berencana untuk melakukan bunuh diri setelah keluar dari rumah sakit.

Ditengah dorongan untuk mengakhiri hidupnya itulah datang seorang wanita bernama Marianne Engel, seorang pematung Gargoyle (patung monster yg biasanya berfungsi sebagai talang air di bangunan-bangunan kuno) yang pada saat itu sedang dirawat di rumah sakit yang sama karena menderita schizofernia. Wanita itu mengaku telah mengenalnya sejak tujuh ratus tahun silam. Ia menghampiri pria itu dan berkata: “Kau telah terbakar lagi.”

Selama pria itu dirawat di rumah sakit Mariana Engel kerap mengunjunginya dan sedikit demi sedikit menceritakan kisah cinta mereka di masa lalu. Ia mengungkapkan bahwa mereka sebenarnya telah hidup dalam ikatan cinta selama ratusan tahun yang lalu. Di kehidupan masa lalunya, di abad ke 14, Mariana Engel adalah seorang biarawati yang bertugas menyalin dan menerjemahkan buku di skiptorium biara Engethal, sementara si aktor porno adalah seorang tentara bayaran. Mereka bertemu ketika si pria yang terluka dan terbakar akibat panah berapi yang menancap di tubuhnya dibawa oleh temannya ke biara Engethal untuk mendapat perawatan.

Sama seperti di kehidupan masa lalunya, Mariana Engel kini merawat si pria hingga sembuh. Seluruh biaya rumah sakit ditanggungnya dan selepas dari rumah sakit, ia mengajak si pria untuk tinggal di rumahnya. Selama mereka hidup bersama, Mariana Engel tetap menceritakan berbagai pengalaman yang mereka lalui di kehidupan masa lalunya. Ia juga menceritakan berbagai dongeng cinta yang indah, menggugah, dan penuh pengorbanan pada si pria tersebut.

Di kehidupan masa lalunya, Marianne Engel pernah hampir terengut nyawanya untuk menyelamatkan si pria. Namun di tengah sakratul maut ia diberi kesempatan untuk tetap hidup dengan sebuah syarat. Ia diberi ribuan jantung yang harus dibagikannya sampai habis, sedangkan jantung terakhirnya harus diberikan pada kekasihnya di kehidupannya kelak.

Di kehidupannya kini, Mariana Engel memberikan jantung-jantungnya pada patung-patung gargoyle yang dikerjakannya. Ratusan patung telah dikerjakannya dan kini masanya telah hampir habis, kepada siapa ia akan memberikan jantung terakhirnya?

Melalui kisah cinta mereka di masa lalu, dan lima dongeng cinta yang menggugah yang diuturkan oleh Marianne Engel, membuat si pria mendapatkan kembali semangat hidupnya. Niatnya untuk melakukan bunuh diri sirna sudah. Pengorbanan Marianne Engel baik di kehidupan masa lalunya maupun masa kini yang merawat dan menerima dirinya yang telah cacat secara apa adanya membuat si pria terseret dalam arus pusaran cinta.

Benarkah Marianne Engel dan si pria sebenarnya telah hidup selama tujuh ratus tahun? Apakah ini hanya khayalan gila Marianne yang pernah dirawat karena schizofernia-nya? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang mungkin timbul dalam benak pembaca selama membaca novel gemuk yang memikat ini. Tampaknya penulis sengaja tak memberikan penjelasan gamblang atas hal tersebut dan membiarkannya menjadi misteri dan memberi keleluasaan bagi pembaca untuk menafsirkannya dan mengembangkan imajinasinya sendiri.

Dengan memikat penulis mengajak pembacanya untuk berkelana melintasi waktu, berpindah-pindah dari dari abad pertengahan dan masa kini. Mengunjungi berbagai nergara seperti Jerman, Jepang, Italia, Islandia, Inggris, dan yang paling menarik adalah perjalanan menuju Neraka seperti yang digambarkan Dante Alighieri dalam Inferno.
Novel ini juga memadukan kisah cinta yang penuh pengorbanan dengan penggalan sejarah, filsafat, dan kehidupan biarawati lengkap dengan skiptoriumnya. Lalu disinggung pula mengenai sejarah reproduksi Alkitab dalam bahasa Jerman, sejarah penerbitan dan penerjemahan karya monumental Divine Comedy – Dante Alighieri.

Semua hal itu membuktikan bahwa novel ini dikerjakan dengan riset yang sangat dalam. Beberapa tokoh abad pertengahan dan beberapa peristiwa yang menyertainya memang benar-benar ada dan terjadi. Selain itu pembaca juga mendapat bonus pengetahuan mengenai luka bakar dan penanganan medisnya. Berbagai materi tersebut membuat novel ini sangat berpotensi untuk menambah wawasan pembacanya.

Penulis juga dengan piawai menghidupkan karakter kedua tokoh utama dalam novel ini dengan menarik. Baik Marianne Engel maupun si pria mendapat porsi yang sama dalam pendalaman karakter. Dengan sabar dan rinci penulis mendeskripsikan latar belakang kedua tokoh ini sejak kecil hingga kini lengkap dengan pergulatan batin yang mereka hadapi. Semuanya ini membuat pembaca memperoleh gambaran utuh mengenai tokoh dan kisah yang dibangun dalam novel ini.

Ragamnya aspek materi, cerita, serta lompatan-lompatan waktu dari masa lalu ke masa kini tentunya membuat pembaca harus sedikit lebih konsentrasi dalam membaca novel ini, belum lagi ditambah dengan selipan beberapa dongeng mengenai cinta sejati yang dituturkan oleh Mariana Engel pada si pria. Untungnya perpindahan waktu, setting, dan kisahnya tersaji dengan rapih sehingga pembaca sadar ke waktu dan kisah mana mereka sedang berada.

Kisah cinta yang dahsyat, penggalan sejarah abad pertengahan, karakter tokoh yang menarik, dan unsur medis penanganan luka baker yang terdapat dalam novel ini diramu sedemikian rupa sehingga menghadirkan kisah yang menarik dan sulit untuk dilupakan. Tak heran jika novel perdana Andrew Davidson ini langsung meraih sukses ketika pertama kali diterbitkan di tahun 2007. Selain memperoleh penghargaan sebagai Fist Fiction Award 2008, novel ini juga masuk dalam beberapa daftar best seller seperti di New York Time Best Seller, Publisher Weekly Best Seller, Canadian Best Seller, dll. Akankah novel ini menuai sukses di Indonesia?

Terjemahan yang sangat baik, cover yang menarik dan promosi yang gencar tentunya diperlukan agar novel ini juga dapat terbaca oleh para pecinta sastra dan menjadi best seller di Indonesia. Nama Andrew Davidson mungkin masih terasa asing didengar oleh para pecinta novel fiksi di Indonesia karenanya sangat disayangkan pada edisi terjemahannya tak disertakan keterangan apapun mengenai penulisnya.

Tentang Penulis

Andrew Davidson (lahir, 12 april 1969) adalah penulis kelahiran Kanada lulusan University of British Columbia jusrusan Sastra Inggris, Ia pernah tinggal di Jepang dan bekerja sebagai guru dan penulis dari English lessons for Japanese Web sites. The Gargoyle adalah novel pertamanya yang ditulis dengan melakukan riset mendalam selama tujuh tahun lamanya. Novel ini pertama kali diterbitkan di Amerika oleh penerbit Doubleday pada tahun 2007, lalu menyusul oleh Random House di Canada, Canongate di Inggris, Text di Australia, dll, Kini Davidson tinggal di Winnipeg, Manitoba, Canada.

Surat Kecil Untuk Tuhan

Judul : Surat Kecil Untuk Tuhan
Penerbit : Inandra Publisher
Penulis : Agnes Davonar
Kategori : True Story
Cetakan : ke-8
Tebal : x + 232 Halaman

Kisah Nyata Gadis Berusia 13 Tahun Bertahan Hidup Dari Kanker Ganas Paling Mematikan Di Dunia

Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
Terjadi pada orang lain

Cuplikan di atas adalah sepenggal bait dari tulisan Keke, seorang penderita kanker ganas yang menyerang bagian wajah, Rabdomiosarkoma atau kanker jaringan lunak pertama di Indonesia. Keke atau Gita Sesa Wanda Cantika adalah seorang gadis remaja berusia 13 tahun ketika divonis memiliki penyakit kanker mematikan tersebut yang dapat membunuhnya dalam waktu 5 hari. Kanker jaringan lunak itu menggerogoti bagian wajahnya sehingga terlihat buruk menjadi seperti monster. Walau dalam keadaan sulit, Keke terus berjuang untuk tetap hidup dan tetap bersekolah layaknya gadis normal lainnya.

Mendengar vonis tersebut, sang Ayah, Joddy Tri Aprianto tidak menyerah. Ia terus berjuang agar sang putri kesayangannya itu dapat terlepas dari vonis kematiannya. Perjuangan sang ayah dalam menyelamatkan putrinya tersebut begitu mengharukan.

Perjuangan panjang Keke dalam melawan kanker ternyata membuahkan hasil. Kebesaran Tuhan membuatnya dapat bersama dengan keluarga serta sahabat yang ia cintai lebih lama. Keberhasilan Dokter Indonesia dalam menyembuhkan kasus kanker yang baru pertama kali terjadi di Indonesia ini menjadi prestasi yang membanggakan sekaligus membuat semua dokter di dunia bertanya-tanya.

Namun kanker itu kembali setelah sebuah pesta kebahagiaan sesaat. Keke sadar jika nafasnya di dunia ini semakin sempit. Ia tidak marah pada Tuhan, ia justru bersyukur mendapatkan sebuah kesempatan untuk bernafas lebih lama dari vonis 5 hari bertahan hingga 3 tahun lamanya, walau pada akhirnya ia harus menyerah. Dokter pun akhirnya menyerah terhadap kankernya. Di nafasnya terakhir itulah ia menuliskan sebuah surat kecil untuk Tuhan. Surat yang penuh dengan kebesaran hati remaja Indonesia yang berharap tidak ada lagi air mata di dunia ini terjadi padanya, terjadi pada siapapun.